Pages

Senin, 11 September 2017

SEJARAH SINGKAT DESA SANUR KAJA
 
Menyimak Kata "Sanur", Ilmu sejarah ataupun Ilmu ke-Tata Bahasa-an belum pernah mengungkapkan secara pasti tentang kata "Sanur" yang dimaksud. Termasuk dalam prasasti yang ada, Tetapi Walaupun Demikian kata "Sanur" dapat diduga berasal dari akronim kata "Sahar Nuhur" yang berarti Memohon Untuk Datang pada suatu tempat yang mana tempat tersebut diperkirakan adalah Desa Sanur Kaja sekarang.
Disamping saat ini Sanur dikenal sebagai kawasan wisata dan jauh sebelumnya juga mencatat peristiwa sejarah yaitu pada tahun 1906 terjadi pendaratan Kapal Sri Komala di Pantai Sanur. Dengan siasat licik Belanda menuduh Penduduk Sanur telah merampok isinya.Sesungguhnya Merupakan Dalih Belanda untuk dapat menyerang Bandung. Maka Berkecamuklah "Perang Puputan Badung" dengan semangat "Puputan" nya.
Pada Tahun 1942 Tentara jepang masuk ke Bali juga mendarat di Pantai Sanur, demikianpula tentara NICA mendarat di Pantai Sanur Tahun 1945. yang Menyebabkan kehidupan masyarakat begitu tertekan.
Setelah jaman kemerdekaan mulailah suatu pemerintahan Desa di bawah pimpinan seorang kepala wilayah yang di sebut dengan Perbekel/ Kepala Desa yang terdiri dari 3 Desa Adat:
  1. Desa Adat Sanur yang terdiri dari Banjar-banjar Adat: Belong , Pekandelan, Batanpoh, Anggarkasih, Buruwan, Wirasana dan Sebagian banjar Langon
  2. Desa Adat Intaran, yang terdiri dari Banjar-Banjar Adat : Sebagian Banjar Adat Langon, Singgi, Panti, Taman, Sindhu kaja, Sindhu Kelod, Batujimbar, Semawang, Belanjong, Medura, Dangin Peken, Tewel, Abiantimbul, Penopengan, Pekandelan, Puseh Kangin, Puseh Kauh dan Gulingan.
  3. Desa Adat Penyaringan Terdiri dari Banjar Adat Penyaringan.
Selanjutnya Sesuai dengan perkembangan Desa Sanur sebagai salah satu obyek pariwisata, Maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Tanggal 1 Maret 1980. Nomor 7/Pem/II.a/2-57/1980, Desa Sanur dimekarkan menjadi 3 Pemerintahan Desa Yaitu :
  1. Kelurahan Sanur
  2. Desa Sanur Kaja
  3. Desa Sanur Kauh
Kemudian Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 1 Juni 1982 Nomor 57 Tahun 1982 ditetapkan menjadi Desa/Kelurahan Definitif.
Desa Sanur Kaja terdiri Dari Dusun/Banjar Dinas Sebagai Berikut:
  1. Dusun Belong.
  2. Dusun Pekandelan.
  3. Dusun Batanpoh.
  4. Dusun Anggarkasih.
  5. Dusun Buruwan.
  6. Dusun Tegal Asah (Wirasana)
  7. Dusun Langon.
Meskipun Desa Sanur secara Yuridis formal Telah dimekarkan menjadi 3 Desa, namun semangat persatuan dan kesatuan yang telah terbina sejak tempoe doeloe dengan latar belakang sejarah perjuangan Kemerdekaan, suka duka masa pembangunan sejak periode "Desa Percobaan", Yayasan Pembina Dana Bantuan Desa Sanur yang sekarang disebut Yayasan Pembangunan Sanur dengan Lembaga Sosial Desa-nya yang kini disebut Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa dan kemudian sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 telah direvisi lagimenjadi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) juga termasuk segenap warga desa Sanur bentuk lama masih merasa bersatu, sehingga untuk merealisasikan " Satu Jiwa" Tersebut, maka lambang ketiganya Desa adalah Sama, hanya yang membedakan adalah di bawah lambang diisi nama Desa Masing-masing.
 
Sumber : https://sanurkaja.denpasarkota.go.id/index.php/profil/934/Sejarah-Desa

WISATA BUDAYA

TILEM KAJENG BUDAYA SAKRAL MASYARAKAT SANUR KAJA

Tilem Kajeng merupakan hari atau piodalan di Pura Dalem Kedewatan Desa Sanur Kaja yang jatuh pada penanggalan kajeng menurut kalender Bali yang tepat terjadi beberapa hari setelah ada hari Tilem (bulan mati) menurut agama hindu. Pada kesempatan di akhir tahun ini, Tilem Kajeng tepat jatuh pada tanggal 5 dan 6 Oktober 2016 yang lalu. Mengapa Tilem Kajeng sendiri terjadi 2 hari, karena piodalannya sendiri nyejer atau terjadi selama dua hari, dimana pada tanggal 5 Oktober sendiri merupakan puncak odalan dan pada tanggal 6 Oktober sendiri merupakan hari umanis odalan atau biasa disebut umanis Tilem Kajeng oleh masyarakat setempat.
            Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman saya mengenai ikut serta dalam pelaksanaan piodalan Tilem Kajeng, yap saya memang keturunan asli masyarakat sanur, dengan kata lain saya juga merupakan bagian dari piodalan Tilem Kajeng kali ini. Serangkaian upacara Tilem Kajeng kali  ini dimulai dari acara Melasti yang dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2016 puku 15.00 wita, dimana seluruh banjar yang berada di kawasan sanur kaja berkumpul di Griya Jero Gede Sanur untuk segera menuju Pantai Sanur guna melaksanakan upacara melasti, setelah selesai rangkaian upacara melasti rombongan banjar se desa Sanur Kaja segera menuju Pura Dalem Kedewatan Sanur untuk melinggihan ida sesuhunan.
            Sesampainya di Pura Dalem Kedewatan, rombongan ida bhatara disambut dengan tarian sakral yakni Tari Rejang Dewa dan Tari Baris China. Setelah tarian selesai kemudian ida bhatara menuju ke jeroan pura dan langsung di linggihkan di masing-masing pelinggih yang ada. Setelah selesai melinggihan ida bhatara, selanjutnya ditampilkan tarian sakral berupa Tari Baris Gede, disini juga terjadi atraksi budaya berupa para penari baris ngurek dengan keris dan tombak. Seusai tari Baris Gede, rangkaian acara dilanjutkan dengan acara sembahyang bersama yang diikuti oleh seluruh pemedek pura pada saat itu. Kemudian selesai acara sembahyang bersama, acara dilanjutkan dengan ngideh baliasa, dimana pada acara ini ida bhatara yang melinggih di Pura Dalem Kedewatan Sanur diajak mengelilingi area jeroan pura.
            Seusai acara ngider baliasa, rangkaian odalan dilanjutkan dengan Tarian Sakral yaitu Tari Rejang Sutri kemudian seusai tarian rejang sutri dilanjutkan dengan acara medatengan. Dengan selesainya acara medatengan maka serangkaian upacara hari pertama piodalan telah selesai.
            Kemudian dilanjutkan dengan serangkaian upacara di hari kedua yakni upacara manis Tilem Kajeng, rangkaian upacara pada umanis tilem kajeng ini dimulai dengan acara mepeed yang dilaksanakan oleh banjar pemucuk. Setelah peed telah tiba di Pura Dalem Kedewatan serangkaian upacara Tilem Kajeng dilanjutkan dengan acara sembahyang bersama. Seusai sembahyang bersama acara dilanjutkan dengan tarian-tarian sakral yakni berupa Tari Topeng, Tari Baris yang ditampilkan oleh anak-anak dari desa Sanur Kaja, dan masi banyak tari-tarian lainnya kemudian serangkaian upacara tari-tarian hari itu ditutup dengan tarian Topeng Sida Karya, saat tedunnya topeng sida karya langsung saja terjadi atraksi budaya yang lainnya yaitu banyak pemedek yang mulai kerauhan atau kesurupan, kemudian seusai penampilan topeng sida karya ada salah satu tarian sakral yang kembali dibangkitkan setelah sekian lama tidak ditampilkan yakni tarian Sang Hyang Jaran. Ada hal yang menarik dari tarian ini yakni dimana para penari sudah kesurupan atau kerauhan mereka akan menginjak api yang sudah di sediakan oleh pemangku-pemangku yang ada di pura saat itu.
            Seusai tarian Sang Hyang Jaran, rangkaian upacara dilanjutkan dengan melinggihan kembali ida sesuhunan yang telah mepajar tadi. Seusai melinggihan ida bhatara kemudian rangkaian upacara dilanjutkan dengan acara nyineb piodalan yang menandakan selesainya rangkaian upacara tilem kajeng pada akhir tahun ini.
 
Sumber : https://student.unud.ac.id/gederiky/news/2924
 

Blogger news

Blogroll

About