WISATA BUDAYA
TILEM KAJENG BUDAYA SAKRAL MASYARAKAT SANUR KAJA
Tilem Kajeng merupakan
hari atau piodalan di Pura Dalem Kedewatan Desa Sanur Kaja yang jatuh pada
penanggalan kajeng menurut kalender Bali yang tepat terjadi beberapa hari
setelah ada hari Tilem (bulan mati) menurut agama hindu. Pada kesempatan di
akhir tahun ini, Tilem Kajeng tepat jatuh pada tanggal 5 dan 6 Oktober 2016
yang lalu. Mengapa Tilem Kajeng sendiri terjadi 2 hari, karena piodalannya
sendiri nyejer atau terjadi selama dua hari, dimana pada tanggal 5 Oktober
sendiri merupakan puncak odalan dan pada tanggal 6 Oktober sendiri merupakan
hari umanis odalan atau biasa disebut umanis Tilem Kajeng oleh masyarakat
setempat.
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman
saya mengenai ikut serta dalam pelaksanaan piodalan Tilem Kajeng, yap saya
memang keturunan asli masyarakat sanur, dengan kata lain saya juga merupakan
bagian dari piodalan Tilem Kajeng kali ini. Serangkaian upacara Tilem Kajeng
kali ini dimulai dari acara Melasti yang
dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2016 puku 15.00 wita, dimana seluruh banjar
yang berada di kawasan sanur kaja berkumpul di Griya Jero Gede Sanur untuk
segera menuju Pantai Sanur guna melaksanakan upacara melasti, setelah selesai
rangkaian upacara melasti rombongan banjar se desa Sanur Kaja segera menuju
Pura Dalem Kedewatan Sanur untuk melinggihan ida sesuhunan.
Sesampainya di Pura Dalem Kedewatan, rombongan ida
bhatara disambut dengan tarian sakral yakni Tari Rejang Dewa dan Tari Baris
China. Setelah tarian selesai kemudian ida bhatara menuju ke jeroan pura dan
langsung di linggihkan di masing-masing pelinggih yang ada. Setelah selesai
melinggihan ida bhatara, selanjutnya ditampilkan tarian sakral berupa Tari
Baris Gede, disini juga terjadi atraksi budaya berupa para penari baris ngurek
dengan keris dan tombak. Seusai tari Baris Gede, rangkaian acara dilanjutkan
dengan acara sembahyang bersama yang diikuti oleh seluruh pemedek pura pada
saat itu. Kemudian selesai acara sembahyang bersama, acara dilanjutkan dengan
ngideh baliasa, dimana pada acara ini ida bhatara yang melinggih di Pura Dalem
Kedewatan Sanur diajak mengelilingi area jeroan pura.
Seusai acara ngider baliasa, rangkaian odalan dilanjutkan
dengan Tarian Sakral yaitu Tari Rejang Sutri kemudian seusai tarian rejang
sutri dilanjutkan dengan acara medatengan. Dengan selesainya acara medatengan
maka serangkaian upacara hari pertama piodalan telah selesai.
Kemudian dilanjutkan dengan serangkaian upacara di hari
kedua yakni upacara manis Tilem Kajeng, rangkaian upacara pada umanis tilem
kajeng ini dimulai dengan acara mepeed yang dilaksanakan oleh banjar pemucuk. Setelah
peed telah tiba di Pura Dalem Kedewatan serangkaian upacara Tilem Kajeng
dilanjutkan dengan acara sembahyang bersama. Seusai sembahyang bersama acara
dilanjutkan dengan tarian-tarian sakral yakni berupa Tari Topeng, Tari Baris
yang ditampilkan oleh anak-anak dari desa Sanur Kaja, dan masi banyak
tari-tarian lainnya kemudian serangkaian upacara tari-tarian hari itu ditutup
dengan tarian Topeng Sida Karya, saat tedunnya topeng sida karya langsung saja
terjadi atraksi budaya yang lainnya yaitu banyak pemedek yang mulai kerauhan
atau kesurupan, kemudian seusai penampilan topeng sida karya ada salah satu
tarian sakral yang kembali dibangkitkan setelah sekian lama tidak ditampilkan
yakni tarian Sang Hyang Jaran. Ada hal yang menarik dari tarian ini yakni
dimana para penari sudah kesurupan atau kerauhan mereka akan menginjak api yang
sudah di sediakan oleh pemangku-pemangku yang ada di pura saat itu.
Seusai tarian Sang Hyang Jaran, rangkaian upacara
dilanjutkan dengan melinggihan kembali ida sesuhunan yang telah mepajar tadi.
Seusai melinggihan ida bhatara kemudian rangkaian upacara dilanjutkan dengan
acara nyineb piodalan yang menandakan selesainya rangkaian upacara tilem kajeng
pada akhir tahun ini.
Sumber : https://student.unud.ac.id/gederiky/news/2924
Tidak ada komentar:
Posting Komentar